Tau dari mana listrik berasal? Tau bagaimana listrik diproduksi? Biarpun ngga tau, tapi pasti Anda menggunakan listrik, yang dipakai setiap hari untuk penerangan, nonton tv, pompa air, dan banyak lainnya.

Tau ngga kalau listrik yang kalian pakai itu ‘fresh from the oven’ alias dibuat saat Anda minta? Tau ngga kalau listrik sangat sulit dan tidak efektif untuk disimpan kecuali diubah menjadi seperti listrik baterai (arus searah - DC)? Biarpun ngga tau, tapi pasti Anda pernah mempraktekannya, seperti saat Anda mulai menyalakan teve sebesar 100watt berarti pembangkit listrik mulai menaikkan produksi listriknya sebesar 100watt. Contoh bahwa listrik tidak bisa disimpan kecuali dirubah menjadi DC adalah penggunaan charger handphone, UPS (uninterrupted power supply) untuk komputer, atau charger di laptop, dan banyak lainnya.

Kebutuhan listrik warga Jakarta utamanya di supply dari PLTU /PLTGU Muara Karang dan PLTU/PLTGU Tanjung Priok, yang ternyata masih kurang sehingga juga dibantu dengan supply dari PLTU Suralaya dan PLTGU Muara Tawar. Kalau kalian pernah ke daerah Pluit dan melihat beberapa cerobong menjulang, itu adalah PLTU dan PLTGU Muara Karang, yang merupakan ‘pabrik’ listrik yang produknya langsung di-delivery langsung ke rumah kalian. Lalu tiap akhir bulan datang untuk mengecek seberapa banyak penggunaan listrik kalian untuk ditagihkan.

Listrik diproduksi oleh bermacam-macam jenis instalasi pembangkit listrik yang sangat rumit, PLTU Muara Karang adalah pembangkit listrik tenaga uap yang berbahan bakar MFO (Marine Fuel Oil) atau biasa disebut minyak residu. Ada 5 buah unit pembangkit, unit 1, 2 dan 3 memiliki kapasitas maksimum 100 MW, dan unit 4 dan 5 memiliki kapasitas maksimum 200 MW. Unit satu merupakan pembangkit paling tua disini, dibangun tahun 1979, dan menurut standar rata-rata umur efektif sebuah pembangkit listrik yaitu 25 tahun operasi, maka pembangkit ini sudah harus direhabilitasi. Mulai bulan lalu proyek rehabilitasi atau repowering unit 1, 2 dan 3 PLTU Muara Karang sudah mulai dikerjakan, diganti menjadi PLTGU sehingga kapasitas listrik yang mampu dibangkitkan bisa meningkat seiring dengan bertambahnya kebutuhan listrik di Jakarta.

Proses pembangkitan listrik PLTU Muara Karang dimulai dengan pembuatan air yang akan dijadikan uap penggerak turbin. Air ini dikatakan dengan raw water. Raw water ini diambil dari air laut yang disuling menjadi air tawar dengan proses pemanasan di sebuah instalasi bernama Desaltlination Plant. Raw water ini di tampung di tanki Raw Water Tank untuk di olah menjadi Make Up Water, yang merupakan air murni (H2O murni) ion-ion lain seperti Fe, Mg, Cl, Na, Ca dan banyak lainnya di instalasi Demineralitation Plant. Air Make Up ini sudah siap untuk di masukkan ke instalasi pembangkitan listrik tenaga uap.

Air Make Up dipompakan menuju Hotwell yang berada di bawah kondensor hingga mencapai level yang ditentukan. Setelah itu, air ini dipompa oleh Condensate Pump menuju Deaerator melewati beberapa heater (pemanas). Disini air bernama condensate water. Di deaerator air diberikan proses untuk melepaskan okesigen terlarut yang kemudian dilepaskan ke udara bebas. Air berlanjut mengalir melawati beberapa heater lagi dengan dipompa oleh Boiler Feed Pump menuju Steam Drum di Boiler yang terletak di lantai 7. Disini air berubah nama menjadi feed water. Sebelum masuk ke Steam Drum, air melewati pipa-pipa di dalam boiler sebagai pemanasan awal yang disebut economizer. Boiler disini menggunakan prinsip sirkulasi natural atau tanpa menggunakan pompa. Air dipanaskan melalui pipa-pipa yang berada di Furnace (ruang bakar) untuk menjadi uap. Karena uap memiliki berat jenis yang berbeda maka akan cenderung naik, sedangkan air akan turun, maka terciptalah sebuah sirkulasi natural. Uap yang terbentuk terkumpul di Steam Drum sisi atas merupakan uap basah, dan dialirkan menuju Super Heater untuk dijadikan uap kering dengan suhu sekitar 520 derajat Celcius dan bertekanan 120 kg/cm2.

Uap panas lanjut ini siap dimasukkan ke dalam Turbin Uap untuk menggerakkannya. Uap masuk ke dalam High Pressure Stage. Uap yang keluar dari sini dipanaskan kembali di Reheater di boiler untuk masukkan ke turbin Uap bagian Intermediate Pressure Stage dan terus menuju Low Pressure Stage. Suhu uap yang keluar disini adalah sekitar 65 derajat Celcius pada tekanan vakum. Uap akan di kondensasikan oleh Kondensor dengan metode perpindahan panas menuju pipa-pipa yang berisi air laut yang mengalir. Uap akan berubah menjadi air kembali dan masuk ke Hotwell, dan sirkulasi dimulai lagi berulang-ulang.

Turbin Uap yang digerakkan oleh uap dengan putaran 3000 rpm, poros Turbin Uap tersebut dihubungkan dengan poros Generator Listrik dan Exciter. Exciter mengeksitasi/menginjeksikan besar medan magnet yang terjadi di dalam kumparan Generator. Semakin besar medan magnet yang diinjeksikan maka semakin besar listrik yang dihasilkan, namun berarti semakin berat bagi poros untuk berputar. Putaran poros harus tetap dipertahan sebesar 3000 rpm, oleh karena itu operator akan memberikan perintah untuk pompa memompakan air lebih banyak ke Steam Drum, dan meningkatkan temperatur Furnace, sehingga uap yang dihasilkan menjadi lebih banyak.

Seperti itulah gambaran umumnya listrik di PLTU Muara Karang diproduksi. Semoga artikel ini bisa bermanfaat Anda.